PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CONGENITAL TALIPES EQUNIOVARUS (CTEV)

Disusun oleh: Alifah Eka Pradita


Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) adalah merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir (kongenital).Derajat kelainan mulai dari ringan, sedang, dan berat yang dilihat dari rigiditas atau kekakuan dan dari penampilannya. Pengenalan dan penanganan secara diri pada CTEV sangat penting, dimana “Golden Period” untuk terapi adalah tiga minggu setelah lahir. Dikarenakan, pada umur kurang dari tiga minggu ligamen-ligamen pada kaki masih lentur sehingga masih dapat di manipulasi.

CTEV adalah kelainan yang sering pula disebut Club Foot. Kelainan ini meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi kaki depan dan rotasi media dari tibia. Talipes berasal dari kata talus (Latin : Ankle) dan pes (Latin : Kaki) sedangkan Equino berarti seperti kuda, Varus adalah bengkok ke dalam.

Epidemiologi dan Etiologi
Kelainan ini termasuk kelainan yang sering ditemukan. Angka kejadian CTEV dengan perbandingan 2:1 per 1000 kelahiran, dimana anak laki-laki kebih sering terkena CTEV daripada perempuan. Umumnya, pada orang tua normal akan mempunyai resiko punya anak dengan CTEV sebesar 9%. Sedangkan, apabila orang tua terkena maka kemungkinan anak terkena sebesar 30%. Kelainan ini dapat mengenai salah satu kaki baik kanan maupun kiri ataupun dapat pula terjadi pada kedua kaki yaitu sebanyak 49 persen. Teori terkait hipotesa penyebab kejadian CTEV pertama kali dikemukakan Hippocrates, setelah itu beberapa teori mulai bermunculan antara lain karena kondisi dalam kandungan, kelainan pembentukan sendi dan tulang, pertumbuhan syaraf, migrasi otot dan kelainan pertumbuhan yang melatarbelakangi. Pada 20% kasus, CTEV diasosiasikan dengan kelainan kongenital lain.

Penyebab CTEV
Menurut Midelton (1934), oleh karena tidak adanya otot yang seimbang karena dysplasia peroneal dan menurut Bechtol dan Mossman (1950), disebabkan oleh pemendekan relatif dari serabut otot yang mengalami degenerasi di dalam uterus.

Faktor risiko 

  • Anak laki-laki sekitar dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan clubfoot ketimbang anak perempuan. Selain jenis kelamin, ada beberapa faktor risiko lain anak mengalami clubfoot. Berikut keterangannya:
  • Riwayat Keluarga : Jika salah satu dari orang tua atau anak-anak yang lain mengalami ctev, kemungkinan besar anak selanjutnya juga akan mengalami kondisi yang sama. 
  • Kondisi Bawaan : Dalam beberapa kasus, ctev dapat dikaitkan dengan kelainan kerangka lainnya yang ada saat lahir (bawaan), seperti spina bifida, cacat lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak berkembang atau menutup dengan benar.
  • Lingkungan : Merokok selama kehamilan dapat secara signifikan meningkatkan risiko ctev pada anak. 
  • Air Ketuban Selama Kehamilan : Tidak cukupnya cairan ketuban selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko ini. Terlalu sedikit cairan yang mengelilingi bayi dalam kandungan dapat meningkatkan risiko ctev. 

Gejala 
Gejala utama ctev adalah kaki dan pergelangan kaki bayi yang bengkok ke dalam. Hal tersebut dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki. Gejala lain ctev yang umum terjadi adalah :
Otot betis pada bagian kaki yang terkena clubfoot tidak berkembang optimal
Kaku pada pergelangan kaki
Tumit berukuran kecil
Kaki berputar sangat parah atau terbalik
Terbatasnya gerakan kaki
Kaku dan nyeri di pergelangan kaki saat usianya bertambah

Penatalaksanaan

Ada beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan, bertujuan untuk mendapatkan kaki yang estetik, fungsional, bebas nyeri dan plantigrade.
1. Metode ponseti : Teknik peregangan atau pemasangan gips serial (serial casting)
Sebelum pemasangan gips diperlukan foto radiologi posisi anteroposterior (AP) kaki dalam posisi abduksi dan posisi lateral kaki dalam posisi dorsifleksi maksimal dan fleksi plantar. Gips/Cast dipasang dari jari kaki hingga 1/3 atas paha dengan lutut fleksi 90o. Gips ini akan diganti setiap 5-7 hari. Pada kebanyakan kasus diperlukan 5-6 kali dan maksimal 10 kali penggantian gips untuk mendapatkan koreksi yang baik dan
sampai kaki bayi kembali normal.

2. pemasangan gips pada ctev Teknik peregangan pada ctev

3. Operasi
Operasi dilakukan bila pemasangan gips tidak berhasil menangani clubfoot atau apabila kelainan posisi kaki sangat parah. Operasi bertujuan untuk mengembalikan tendon dan ligamen ke posisi yang tepat. Setelah itu, dokter akan memasang gips atau penyangga di kaki bayi guna mencegah ctev di kemudian hari.

KESIMPULAN
Congenital talipes equinovarus atau CTEV merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir (kongenital) dan salah satu deformitas pada bayi yang paling sering ditemui, dengan insidensi 1-2:1000 per kelahiran. Tidak diperlukan bantuan pemeriksaan radiologis sebagai penunjang karena tidak memberikan informasi yang berarti. Biasanya CTEV muncul sebagai kelaianan tersendiri, namun tidak jarang merupakan bagian dari suatu sindrom. Penatalaksanaan CTEV meliputi dua aspek, yaitu non operatif dan operatif. Para ahli setuju bahwa terapi non operatif haruslah menjadi pilihan utama terapi. Metode Ponseti telah banyak digunakan di berbagai belahan dunia dan memiliki hasil akhir yang memuaskan. Tindakan operatif diperlukan hanya bila terapi non operatif gagal, hal ini dikarenakan komplikasi jangka panjang yang lebih buruk dibandingkan terapi non operatif.

Daftar pustaka
1.Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN. 2018.
https://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatinkelainan bawaan.pdf
Laloan, Richardo. “Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)”. e-CliniC Vol 8 No 2 (2020): 211-221. Tersedia dari: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic
https://rsop.co.id/blog/kaki-pengkor-pada-bayi-ctev-jangan-pesimis/
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/dbf1776e35dff8f5002eec3f30ab87d3.pdf
https://www.stanfordchildrens.org/content-public/images/service/orthopedics-sports-medicine/clubfoot.jpg
https://fisiocare-purwokerto.com/ctev-congenital-talipes-equinovarus/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *