(sumber: https://www.academyorthopedics.com)
PENDAHULUAN
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindroma Terowongan Karpal (STK) adalah salah satu gangguan pada pergelangan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan tepatnya dibawah fleksor retinaculum. Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan saraf medianus dalam terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi otot thenar (Kao,2003, Susanto, 2004, Aroori,2008).
Faktanya kebanyakan kasus CTS adalah ringan dan dapat hilang dengan sendirinya, kebayakan kasus ditemui pada ibu hamil yang baru melahirkan dan para pekerja. Selain menimbulkan rasa nyeri CTS juga dapat mempengaruhi fungsi-fungsi pergelangan tangan sehingga dapat menganggu aktifitas atau pekerjaan sehari-hari. Di Indonesia prevalensi CTS karena faktor pekerjaan masih belum diketahui dengan pasti (Tana,2003). Prevalensi dati populasi umum sekitar 3,8 % (Atroshi, 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Silverstein (1987) pada 625 pekerja di 7 kawasan industri mengevaluasi faktor-faktor pekerjaan yang bisa mempengaruhi terjadinya CTS, ternyata ada enam faktor pekerjaan yang menyebabkan berkembangnya CTS yaitu gerakan pergelangan/jari tangan yang berulang, kontraksi yang kuat pada tendon, gerakan pergelangan tangan yang menekuk ke bawah (ka) atau menekuk ke atas (extensi), gerakan tangan saat bekerja (gerakan menjepit), tekanan mekanik pada saraf medianus.
Patologi dan Gambaran Klinis
Pada umumnya CTS terjadi secara kronis karena faktor mekanik dan faktor vaskuler. Faktor mekanik berupa gerakan berulang dengan kontraksi yang kuat menimbulkan pembekakan sarung tendon dalam terowongan karpal kemudian menimbulkan tekanan pada nervus medianus. Sedangkan faktor vaskuler berupa tekanan yang kuat, lama, dan berulang-ulang yang akan menyebabkan peninggian tekanan intravaskuler sehingga aliran darah intravaskuler melambat dan merusak endotel menyebabkan nyeri local (Eka, 2005).
(Sumber: https://www.ohsu.edu)
Tahapan awal gejala umumnya hanya berupa gangguan sensorik saja, gangguan motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa kurangnya merasa (numbness), parestesia, atau rasa seperti tersengat aliran listrik(tingling). Pada keluhan parastesia biasanya lebih menonjol dimalam hari sehingga sering kali membangunkan penderita dari tidurnya. Gejala lainnya adalah nyeri, namun terkadang nyeri yang dialami dapat berkurang ketika penderita memijat atau menggerakan-gerakan tangganya. Pada tahapan lebih lanjut akan dijumpai atrofi otot-otot thenar atau penderita akan perlahan kehilangan kontrol akan jari tanggan, misalnya mengenggam benda atau memungut benda-benda kecil. Gejala klinis CTS menurut Grafton (2009) adalah sebagai berikut:
1. Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari dan telapak tangan.
2. Nyeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya selama penggunaan.
3. Penurunan cengkeraman kekuatan.
4. Kelemahan dalam ibu jari
5. Sensasi jari bengkak, ( ada atau tidak terlihat bengkak)
6. Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.
Diagnosis
Diagnosa CTS ditegakan berdasarkan gejala klinis yang dialami penderita seperti diatas diperkuat dengan pemeriksaan berikut:
- Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh dan berfokus pada fugsi motorik, sensorik dan otonom tangan. Seperti pemeriksaan sensibilitas, dan pemeriksaan fungsi otonom.
- Pemeriksaan Radiologi: Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan sinar X, pemeriksaan ini membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis.
- Pemeriksaan Laboratorium: Pada kasus CTS yang belum jelas seperti pada penderita usia muda maka pemeriksaan laboratorium seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid ataupun pemeriksaan darah lengkap.
Program Latihan dan Rehabilitasi Fisioterapis
Pengobatan yang dapat dilakukan pada kasus CTS antara lain:
- Ultra Sound
Penggunaan ultra sound pada kasus carpal tunnel syndrome adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah akibat efek micro massage yang ditimbulkan dan menyebabkan efek thermal sehingga menyebabkan otot relaksasi. Efek Fisiologis dan Terapeutik dengan terapi US, terjadi stimulasi perbaikan saraf, terdapat efek anti inflamasi, sehingga dapat memfasilitasi pemulihan dari kompresi saraf medianus (Hayes, 2016).
(Sumber: https://coreelements.uk.com)
- Infra Merah
Penggunaan infra merah pada kasus carpal tunnel syndrome adalah untuk menaikan temperatur pada jaringan sehingga menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah selain itu pemanasan yang ringan pada otot akan menimbulkan pengaruh sedatif terhadap ujung-ujung syaraf sensoris.
- Nerve & Tendon Gliding Exercise
Nerve Gliding Exercise
Tujuan dari pemberian nerve gliding adalah untuk meningkatkan aksonal dan suplay vaskular ke vasa nervorum. Rasa sakit yang muncul pada kasus CTS biasanya dikarenakan terjepitnya saraf median. Salah satu gerakan yang berpengaruh adalah ketika tangan berada pada posisi tinju, posisi tinju mendorong tendon fleksor digitorum superfisialis dan tendon fleksor digitorum profundus, sehingga mengurangi kompresi pada saraf medianus. mobilisasi saraf juga dapat membantu proses oksigenasi saraf sehingga dapat menurunkan nyeri iskemic (Sim et al., 2018).
Penatalaksanaan Nerve Gliding Exercise:
- Pergelangan tangan dalam posisi netral dan jari-jari serta ibu jari dalam posisi tertekuk (digenggam).
- Kemudian, dengan ekstensi jari.
- Dengan pergelangan tangan dan jari diperpanjang dan ibu jari dalam keadaan netral.
- Dengan ekstensi pergelangan tangan, jari, ibu jari.
- Seperti posisi keempat, dengan lengan bawah terlentang.
- Seperti posisi kelima, dan sisi lainnya meregangkan ibu jari dengan lembut.
Dosis F : 3-5 kali seminggu 1 : T : 1 set, tahan 7 detik.
( Sumber: https://www.semanticscholar.org. )
- Tendon Gliding Exercise
Tendon gliding merupakan exercise yang sering disarankan untuk mencegah terjadinya perlengketan pada tendon. Gerakan pada latihan ini akan mendistribusikan titik kompresi maksimal pada saraf median di dalam kanal karpal, sehingga mengurangi perlengketan didalam carpal tunnel, mengurangi oedema tenosinovial. meningkatkan aliran balik vena dari saraf. dan mengurangi tekanan didalam terowongan carpal (Atya & Mansour, 2011).
Penatalaksanaan Tendon Gliding Exercise:
- Palmar dan semua jari lurus pada posisi
- Tekuk jari ke bawah hingga setiap buku jari dan ujung jari menyentuh bagian atas telapak tangan
- Kepalkan tangan dan remas perlahan
- Tekuk jari pasien lurus ke depan bentuk huruf “L”
- Tekuk jari Anda hanya pada sambungan MCP dan sambungan PIP lalu kembali ke posisi awal Dosis
Dosis F: 3-5x seminggu; I:-T: 1 Set, tahan 7 detik.
(Sumber: https://www.semanticscholar.org.)
PENUTUP
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan pada terowongan karpal yang dipengaruhi oleh edema facia atau kelainan pada tulang tulang kecil di daerah pergelangan tangan, yang berkibat terhimpitnya nervus medianus yang terletak tepat dibawak fleksor retinaculum. Gejala yang sering dialami oleh penderita antara lain, mati rasa, kesemutan, nyeri dan penurunan kekuatan mencengkram pada kasus yang lebih berat. Diagnosis CTS dapat dilakukan dengan berbagai cara mengikuti pedoman gejala yang terjadi seperti pemeriksaan sensibilitas, namun dalam beberapa khasus khusus adanya pemeriksaan Laboratorium dan radiologi diperlukan untuk mengidentifikasi lebih lanjut tentang penyebab CTS pada penderita. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan fisioterapis antara lain seperti memberikan Ultrasound atau Infra merah, namun untuk kasus ringan terdapat juga terapi latihan seperti nerve & tendon gliding exercises yang dapat diberikan untuk penderita demi mencegah kasus yang lebih berat.
REFERENSI
Rahman, Farid. Nafilla, Dinda. Kurniawan, Ardianto, Hidayat, Syarif. (2020). STUDI KASUS: PROGRAM FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 4, No. 2, Tahun 2020, ISSN 2548-8716. http://jurnal.d3fis.uwhs.ac.id/index.php/akfis/article/view/116/83
Sekaringtyas, Dyah. Susilo, Taufik. Prihati, Eko. (2021). COMBINATION TENDON AND NERVE GLIDING EXERCISE WITH NEURODYNAMIC MOBILIZATION TO IMPROVE HAND FUNCTION IN CARPAL TUNNEL SYNDROME PATIENT: A CASE REPORT. Physiotherapy Department, Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia.
Bahrudin, Mochamad. (2011). Carpal Tunnel Syndrome. Jurnal Saintika Media Vol. 4. https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/download/1090/1172/2295