Global Development Delay

Pendahuluan

Manusia pasti melewati tahap tumbuh dan berkembang, dimulai dari bayi hingga dewasa. Pada anak-anak secara alami akan mencapai tahap berkembang dengan cara mereka sendiri, yang artinya anak sudah menginjak usia tertentu. Pada masa perkembangan tersebut tidak jarang anak mengalami keterlambatan tumbuh kembang, jika keterlambatan tersebut masih dalam batas normal maka orang tua tidak perlu khawatir, namun jika keterlambatan tersebut berlanjut atau terjadi beberapa keterlambatan dalam pencapaian tumbuh kembang normal maka hal tersebut dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.

Keterlambatan tumbuh kembang atau Delay Development merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang mempengaruhi kemampuan motorik, sensorik maupun kognitif anak yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Keterlambatan tumbuh kembang dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu, keturunan, masalah pada masa kehamilan, kelahiran prematur dan idiopatik.

Pembahasan

Global Development Delay merupakan kelainan dalam masalah perkembangan dengan kata lain adanya penundaan yang signifikan pada suatu pencapaian tumbuh kembang antara lain: personal sosial, motorik kasar (gross motor), motorik halus (fine motor), bahasa, kognitif dan aktivitas sehari-hari. Kelainan ini menjadisalah satu faktor utama terjadinya Neurodevelopment disorder yang umumnya terjadi pada anak dibawah 5 tahun. Global developmeny delay adalah manifestasi dari berbagai macam kelainan Neurodevelopment (mulai dari disabilitas belajar hingga kelainan neuromuscular).

Faktor resiko dari GDD ini dapat di sebabkan karena adanya kelainan pada masa prenatal seperti terpapar bahan kimia, prematur, infeksi kongenital, trauma saat kehamilan dan lainnya, lalu pada masa postnatal dapat diakibatan karena infeksi (meningitis), trauma atau cedera pada kepala, kurangnya nutrisi pada masa tumbuh kembang anak. Banyak hal yang dapat berpengaruh dan menjadi penyebab keterlambatan perkembangan pada anak. Beberapa kondisi genetik atau sindromik, seperti Down Sindrom atau terpapar virus rubella pada masa prenatal dapat menjadi salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan. Virus rubella dapat menginfeksi janin melalui darah ibu melewati tali pusar janin. Virus ini menembus dinding penghalang plasenta dan akhirnya janin terinfeksi virus rubella.

Keterlambatan Motorik Halus dan Kasar

Motorik halus atau fine motor merupakan suatu perkembangan anak dalam gerakan-gerakan yang melibatkan gerakan kecil yang terorganisir dengan baik, gerakan ini melibatkan otot-otot kecil sehingga tidak memerlukan usaha yang besar. Kegiatan yang termasuk dalam motorik halus yaitu seperti memgang, meremas, mencubit dan lainya, biasanya gerakan motorik halus ini secara tidak sadar telah dilakukan anak ketika bermain atau berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan untuk motorik kasar yaitu segala kegiatan yang melibatkan otot-otot besar dan membutuhkan usaha yang besar, contohnya seperti berguling, berjalan, berlari, melompat dan lain sebagainya.
Anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, tetapi kebanyakan anak mulai mengangkat kepala pada usia 3 bulan, duduk sekitar 6 bulan dan berjalan 1-2 tahun pada usia 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan kegiatan berlari, melompat, melempar bola dan lainnya sebagaimana kegiatan bermain anak. Namun banyak kondisi yang merupakan indikasi terjadinya keterlambatan Motorik Halus dan kasar, seperti:

  • Terdapat kekakuan pada salah satu atau seluruh anggota gerak
  • Terdapat keterbatasan gerak atau bahkan gerakan yang tidak dapat terkontol
  • Tidak dapat mempertahankan gerakan tertentu
  • Reflek primitif yang masih dominan di luar usia normal
  • Tidak mampu menahan berat badan dan tidak mampu berdiri dengan atau tanpa bantuan lebih dari usia 1 tahun

Toleransi pada keterlambatan ini bervariasi namun biasanya jika keterlambatannya tidak terlalu jauh sekitar 1-2 bulan dari teori tumbuh kembang milestone masih dapat ditoleransi dan tidak perlu di khawatirkan. Namun tetap dapat di konsultasikan.

Keterlambatan Bicara dan Bahasa

Proses pembelajaran bahasa sebenarnya di mulai ketika seorang bayi mengkomunikasiakan rasa lapar melalui tangisan, menurut National Institute Deafiness Other Communication Disorders (NIDCD) waktu paling efektif untuk belajar berbicara dan bahasa untuk anak pada tiga tahun pertama kehidupan, ketika otak berkembang dan menjadi matang.

Keterlambatan bicara dan bahasa pada anak tidak sama. Berbicara memerlukan koordinasi otot pada oral, dan saluran vokal yang nantinya akan membentuk sebuah suara. Keterlambatan bicara ketika seorang anak menjadi gagap atau kesulitan dalam menghasilkan suara dengan cara yang benar. Lalu kesulitan anak dalam menyatukan beberapa suku kata menjadi sebuah kalimat yang biasa di sebut dengan apaxia of speech. Gangguan bahasa terjadi ketika anak mengalami kesulitan untu memahami apa yang dikatakan orang lain dan tidak dapat mengekspresikan apa yang ingin mereka katakan. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab keterlambatan bicara dan bahasa, seperti adanya kelainan pada masa prenatal seperti infeksi TORCH, lahir prematur, kekurangan oksigen saat lahir, riwayat kejang, trauma kepala, radang otak, gangguan pendengaran, masalah pada strukur oral dan fungsi oromotor dan kondisi genetik lainnya.

Fisioterapi pada Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak

Pada kasus anak dengan keterlambatan tumbuh kembang, fisioterapi tidak hanya fokus pada perkembangan posture tubuh dan gross motor saja. Namun, fisioterapi perlu memahami potensi anak yang dapat dikembangkan, termasuk aspek sensoris, perilaku sosial dan permainan untuk menilai anak yang memiliki permsalahan tumbuh kembang.

Jika fisioterapi mendapatkan bahwa anak tersebut memiliki kondisi keterlambatan dalam tumbuh kembang maka fisioterapi harus sesegera mungkin untuk membuat rencana latihan dan intervensi lainnya yang berguna untuk mengejar ketertinggalan anak. Latihan yang dapat di berikan pada kondisi ini bermacam-macam tergantung pada kondisi keterlambatannya, namun pada anak yang memiliki permasalahan pada posture dan gross motor dapat di berikan latihan kekuatan dan kontrol otot sehingga anak dapat memahami posture tubuhnya dan bergerak dengan seimbang.

Streaching atau peregangan otot juga dapat diberikan pada anak dengan kondisi tubuh anak yang tightness yang berfungsi untuk memperpanjang dan meningkatkan elastisitas otot, meningkatkan rentang gerak dan mencegah otot dan persendian menjadi kaku. Latihan yang dapat dilakukan untuk meingkatkan kekuatan dan kontrol posture salah satunya yaitu membantu anak dalam posisi duduk yang berfungsi untuk mengembangkan base on support, rotasi, koordinasi dan balance posture. Dalam latihan juga dapat di bantu dengan penggunaan cermin yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak mengenai posture tubuhnya (proprioception).

Latihan lainnya yaitu latihan untuk meningkatkan mobilisasi anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Fisioterapi dapat melibatkan alat gerak anak untuk dapat melakukan kegiatan fungsional yang membutuhkan mobilisasi. Terapi menggunakan air atau Hidroterapi juga dapat diberikan kepada anak dengan ganggaguan fungsi dan gerak, terapi ini berfungsi membantu mengendurkan otot dan membantu mengurangi tekanan pada sendi, sehingga terapi ini dapat di maksimalkan mobilitas selama dalam air.

Kesimpulan

Pada masa tumbuh kembang anak jika didapati anak lambat dalam menggapai keterampilan fisik, emosional, sosial dan komunikasi yang sesuai dengan tahapan usianya, hal itu disebut keterlambatan perkembangan. Keterlambatan perkembangan dapat muncul saat anak bergerak, berbicara, berpikir, belajar dan aktivitas sosialnya. Ketika lebih dari satu area yang terlibat, maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami keterlambatan secara global. Keterlambatan pada anak mungkin bersifat jangka pendek namun dapat menjadi tanda awal yang dapat bersifat jangka panjang. Banyak penyebab yang menjadi faktor anak mengalami keterlambatan tumbuh kembang, seperti adanya abnormalitas pada otak, pola asuh dan lingkungan yang kurang mendukung, jarang mendapatkan stimulasi sensorik dan motorik, riwayat kehamilan hingga adanya infeksi dari virus atau bakteri. Oleh sebab itu fisioterapi berperan penting dalam meningkatkan kemampuan motorik, sensorik, kemampuan fungsional dan kemampuan anak dalam aktivitas sosialnya.

Daftar Pustaka

Henrichs, J. (2010). Prenatal Determinants of Early Behavioral and Cognitive Development: The Generation R Study.

Putra, A., & Pintari, E. D. (2019). Fine Motor Development in Early Childhood. SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS)7(4), 464-468.

Halimah, W. N., & Wahyuni, S. K. M. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Global Delay Development Dengan Riwayat Congenital Rubella Syndrome Di Pntc Karanganyar (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Miclea, D., Peca, L., Cuzmici, Z., & Pop, I. V. (2015). Genetic testing in patients with global developmental delay/intellectual disabilities. A review. Clujul Medical88(3), 288.

Naufal, A. F. (2019). Mengenal Dan Memahami Fisioterapi Anak. Jawa tengah: Penerbit Muhammadiyah University Surakarta.