CERVICAL ROOT SYNDROME

Cervical Root Syndrome adalah nyeri leher yang terjadi kompresi atau iritasi akar saraf tulang belakang leher yang dapat disertai dengan kelemahan motorik, sensorik atau reflek. Saraf dekompresi dari herniated 11 disc atau penjepitan saraf pada leher. Gejala yang dialami dapat menjadi sakit, mati rasa, kesemutan, dan kelemahan (Becker, 2018).

Prevelensi Cervical Root Syndrome

Sepuluh persen masyarakat Indonesia akan mengalami nyeri leher dalam 1 bulan. Potensi pembangkit nyeri termasuk tulang, otot, ligament, sendi, dan diskus intervertebralis. Hampir setiap cedera atau proses penyakit pada struktur leher atau yang berdekatan akan menghasilkan spasme otot dan hilangnya gerak. Sebuah studi menunjukkan prevalensi nyeri muskuloskeletal pada leher di masyarakat selama 1 tahun besarnya 40% dan prevalensi ini lebih tinggi pada wanita. Selama 1 tahun, prevalensi nyeri muskuloskelatal di daerah leher pada pekerja besarnya berkisar antara 6-76% dan wanita ternyata juga lebih tinggi dibandingkan pria. Di Kanada, sebanyak 54% dari total penduduk pernah mengalami nyeri di daerah leher dalam 6 bulan yang lalu. Pada perawat, prevalensi nyeri di daerah leher selama 1 tahun besarnya 45,8% (Huldani, 2003).

Etiologi

Hal yang dapat menyebabkan Cervical Root Syndrome antar lain:

  1. Radiculopathy cervical : penjepitan saraf pada daerah leher.
  2. Spondylosis cervical : akibat proses degenerasi dan sesudah terbentuknya osteopyt kerusakan soft tissue disekitar sendi vertebra, juga berperan dan berakibat ankylosis, tetapi juga dapat terjadi karena menyempitnya terusan spinal dan mengenai dan di foramen inteructebia, jalur saraf dan arteri vertebra tertekan.
  3. Kesalahan postural : kebiasaan seseorang menggerakan leher secara spontan dan penggunaan bantal yang terlalu tinggi saat tidur dan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan nyeri.
  4. Penyakit disk degeneratif cervical : Penyakit sendi degeneratif, osteoartritis, dan spondylosis yang dapat merobek semua sendi. Seiring waktu, gravitasi, tekanan kerusakan dan penggunaan. Sebenarnya, itu 19 bukan penyakit atau radang sendi, tetapi itu adalah perubahan normal yang terjadi pada tulang sendi. Faktor risiko dapat meningkatkan kecepatan degenerasi sendi.
  5. Strain cervical : cedera leher yang paling umum pada atlet, mungkin keseleo dan ketegangan akut pada otot leher dan jaringan lunak. Jatuh dapat terjadi akibat dari trauma. Cedera ini terjadi sebagai akibat tabrakan dari segala arah, dalam banyak kasus. Gerakan dapat merusak tulang, sendi facet, otot, pembuluh darah, ligamen, saraf, kerongkongan, dan banyak organ serta struktur leher termasuk berbagai diskus intervertebralis. Hampir semua cedera tulang belakang leher menyebabkan beberapa tingkat kerusakan otot. Kerusakan serius pada otot leher menstabilkan pergerakan tulang belakang (Naser, 2016).

Penatalaksanaan Fisioterapi

Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan diagnosa Cervical Root Syndrome dengan keluhan adanya nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak, adanya keterbatasan gerak untuk semua gerakan leher, seperti: fleksi,ekstensi, lateral fleksi dextra, lateral fleksi sinistra, rotasi dextra, rotasi sinistra, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Penanganan fisioterapi selama 3 kali dengan modalitas infrared (IR), transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) dan terapi latihan dengan metode kontraksi isometrik dan stretching. Dalam terapi yang diberikan durasi waktu 30 sampai 45 menit. Metode tersebut digunakan untuk menurunkan rasa nyeri disekitar leher, meningkatkan lingkup gerak sendi yang mengalami keterbatasan, dan meningkatkan kemampuan fungsional sehari-hari.

Sumber :

Febza, N. H., & Rahayu, U. B. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cervical Root Syndrome di Rumah Sakit Pusat Kesehatan Umum Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

SARI, INDAH. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cervical Root Syndrome (Crs) Dengan Metode Neuromuscular Taping (Nmt) Dan Modalitas Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (Tens) Di Rsud Ibnu Sina Gresik. Diss. Universitas Muhammadiyah Gresik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *